Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.(QS. Al Isra ayat 23)

Senin, 15 Juli 2013

RAMADHAN BULAN MAGHFIRAH (bagian pertama)

oleh Dwiko Permadi
MANUSIA DAN DOSA

bÎ) ©!$# Ÿw ãÏÿøótƒ br& x8uŽô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótƒur $tB tbrߊ y7Ï9ºsŒ `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8ÎŽô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #uŽtIøù$# $¸JøOÎ) $¸JŠÏàtã

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar. (Q.S. An-Nisa : 48)
Kesalahan dan atau dosa menjadi bagian dari kehidupan  manusia karena sifat alamiah manusia yang lalai, lemah tetapi arogan, suka berkeluh kesah, dan sebagainya. Pengecualian adalah Rasulullah: Maksum : terbebas dari kesalahan.
"Dosa terbesar di antara dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah, menyakiti kedua orang tua, perkataan dusta, dan kesaksian palsu".  (Hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim).
Dosa  apakah  yang  kita lakukan mulai dari  bangun  tidur  sampai bangun tidur lagi ? Siapa yang menentukan ini itu dosa ? Tentu saja Allah dan Rasul-Nya melalui alquran dan hadits. Memang dari sumber itulah para ahli fikih merumuskan kategori dosa besar atau kecil.
Dosa yang sering dianggap kecil: tidak bersuci setelah BAB, sumpah palsu,   membual, kesialan, memberi dan menerima suap, merasa aman dari siksa Allah, korupsi.
Sabda   Rasulullah Saw, dalam hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan,     "La yaqbalullahu shalatan bi ghairi thuhurin, wa la shadaqatun min ghululin . Allah tidak menerima salat tanpa wudu dan bukanlah sedekah jika hartanya diperoleh dari korupsi.
Untuk mendekatkan diri kita kepada kebaikan, maka mengenal kebalikannya menjadi bagian yang tidak   bisa   dipisahkan,   seperti   halnya   Umar   bin   Khattab   berkata:   “tidak   mengenal   tauhid   orang yang tidak mengenal syirik”. Oleh karennya, mengenal perbuatan yang berkategori dosa menjadi penting bukan untuk mengamalkannya akan tetapi untuk mencegahnya dan apabila secara sengaja atau tidak sengaja kita melakukannya, segera beristighfar dan bertaubat adalah jalan keluarnya Islam mengenal beberapa istilah untuk menyebut dosa: al itsm, al zanb, al khithu, as syayi’. Dari sejumlah kata al-itsm yang muncul dalam Al-Qur'an,  terlihat  bahwa kata al-ism digunakan untuk menyebut pelanggaran yang memiliki efek negatif dalam kehidupan seseorang dan masyarakat. Dengan demikian dapat difahami bahwa ungkapan al-zanb yang diterjemahkan ke dalam  bahasa Indonesia dengan dosa, ditujukan kepada perbuatan-perbuatan yang mengandung  nilai kehinaan dan keterbelakangan, seperti letak ekor binatang yang dekat dengan tempat ke-luarnya kotoran.
Dari sekian banyak ayat yang mengadung kata al-zanb dalam  Al-Qur'an, dapat dipahami bahwa kata al-zanb digunakan untuk menyebut dosa terhadap Allah dan dosa terhadap sesama manusia. Untuk mengetahui besar kecilnya dosa yang ditunjuk oleh kata al-zanb harus Didukung oleh petunjuk lain yang terdapat dalam konteks ayat yang memuat kata al- zanb itu, atau petunjuk dari Hadis Rasulullah.
Kata al-khith'u di dalam Al-Quran digunakan untuk menyebut dosa yang cukup bervariasi, misalnya dosa terhadap Allah, dan dosa terhadap sesama manusia.
Segala sesuatu yang dapat menyusahkan manusia, baik masalah keduniaan maupun masalah keakhiratan, atau baik masalah yang terkait dengan kejiwaan atau jasmani, yang diakibatkan oleh hilangnya harta benda, kedudukan  dan  meninggalnya  orang-orang yang disayangi.
Berdasarkan tolok ukur kebahasaan itu, dosa besar menurut al-Baruzi, seperti dikutip al-Ghimari setidak-tidaknya ada beberapa kategori, yaitu: 
1. Dosa besar yang diancam dengan hukuman had  (hukuman yang diterapkan di dunia agar jera atau masyarakat menjauhinya), contoh :  membunuh, berzina, tuduhan palsu, mencuri, pengacau di jalan, dan homoseksual.
2. Dosa besar yang ditandai dengan ungkapan "fahisyah ", seperti zina.
3. Dosa besar karena pelaku dosa diancam dengan laknat (mnyiksa dan mencaci), contohnya adalah dosa syirik.
4. Dosa besar ditandai dengan ungkapan "kemaksiatan menghabiskan kebaikan", contohnya adalah sifat dengki (hasad).
5. Dosa besar ditandai dengan ancaman wayl (kehancuran yang besar), contohnya adalah perbuatan dusta/penipuan dalam segala aspek kehidupan.
6. Dosa besar ditandai dengan ungkapan "Allah tidak menyenangi pelaku dosa", contohnya adalah perbuatan homoseksual dan sodomi, orang tua   yang   berzina,   raja   pendusta,   dan orang miskin yang sombong.
7. Dan dosa besar ditandai dengan ungkapan "tidak perlu ditanyakan resiko yang akan diterima pelaku dosa"

Dari banyak kategori itu, menjadi tanda bagi kita untuk memahami dosa besar dalam segala aspek kehidupan   kita.   Niscaya,   begitu   bertebaran   pelanggaran   yang   kita   temukan,   ternyata   termasuk dalam kategori dosa besar.  Wallahu ‘alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar