oleh Dwiko Permadi
MANUSIA DAN DOSA
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar. (Q.S. An-Nisa : 48)
bÎ) ©!$# w ãÏÿøót br& x8uô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótur $tB tbrß y7Ï9ºs `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8Îô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #utIøù$# $¸JøOÎ) $¸JÏàtã
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar. (Q.S. An-Nisa : 48)
Kesalahan dan atau dosa menjadi bagian dari kehidupan
manusia karena sifat alamiah manusia yang lalai, lemah tetapi arogan,
suka berkeluh kesah, dan sebagainya. Pengecualian adalah Rasulullah: Maksum :
terbebas dari kesalahan.
"Dosa terbesar di antara dosa-dosa besar adalah
menyekutukan Allah, menyakiti kedua orang tua, perkataan dusta, dan kesaksian
palsu". (Hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim).
Dosa apakah yang kita lakukan mulai dari bangun tidur sampai bangun
tidur lagi ? Siapa yang menentukan ini itu dosa ? Tentu saja Allah
dan Rasul-Nya melalui alquran dan hadits. Memang dari sumber itulah para ahli
fikih merumuskan kategori dosa besar atau kecil.
Dosa yang sering dianggap kecil: tidak bersuci setelah
BAB, sumpah palsu, membual, kesialan, memberi dan menerima
suap, merasa aman dari siksa Allah, korupsi.
Sabda Rasulullah Saw, dalam hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan,
"La yaqbalullahu shalatan bi ghairi thuhurin, wa la shadaqatun min
ghululin . Allah tidak menerima salat tanpa wudu dan bukanlah sedekah jika
hartanya diperoleh dari korupsi.
Untuk mendekatkan diri kita kepada kebaikan, maka mengenal
kebalikannya menjadi bagian yang tidak bisa
dipisahkan, seperti halnya Umar
bin Khattab berkata: “tidak
mengenal tauhid orang yang tidak mengenal syirik”. Oleh
karennya, mengenal perbuatan yang berkategori dosa menjadi penting bukan untuk
mengamalkannya akan tetapi untuk mencegahnya dan apabila secara sengaja atau
tidak sengaja kita melakukannya, segera beristighfar dan bertaubat adalah jalan
keluarnya Islam mengenal beberapa istilah untuk menyebut dosa: al itsm, al
zanb, al khithu, as syayi’. Dari sejumlah kata al-itsm yang muncul dalam
Al-Qur'an, terlihat bahwa kata al-ism digunakan untuk menyebut
pelanggaran yang memiliki efek negatif dalam kehidupan seseorang dan masyarakat. Dengan
demikian dapat difahami bahwa ungkapan al-zanb yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan dosa, ditujukan kepada perbuatan-perbuatan yang
mengandung nilai kehinaan dan keterbelakangan, seperti letak ekor binatang
yang dekat dengan tempat ke-luarnya kotoran.
Dari sekian banyak ayat yang mengadung kata al-zanb dalam
Al-Qur'an, dapat dipahami bahwa kata al-zanb digunakan untuk menyebut
dosa terhadap Allah dan dosa terhadap sesama manusia. Untuk mengetahui besar
kecilnya dosa yang ditunjuk oleh kata al-zanb harus Didukung oleh petunjuk lain
yang terdapat dalam konteks ayat yang memuat kata al- zanb itu, atau petunjuk
dari Hadis Rasulullah.
Kata al-khith'u di dalam Al-Quran digunakan untuk menyebut
dosa yang cukup bervariasi, misalnya dosa terhadap Allah, dan dosa terhadap
sesama manusia.
Segala sesuatu yang dapat menyusahkan manusia, baik masalah
keduniaan maupun masalah keakhiratan, atau baik masalah yang terkait dengan
kejiwaan atau jasmani, yang diakibatkan oleh hilangnya harta benda, kedudukan
dan meninggalnya orang-orang yang disayangi.
Berdasarkan tolok ukur kebahasaan itu, dosa besar menurut
al-Baruzi, seperti dikutip al-Ghimari setidak-tidaknya ada beberapa kategori,
yaitu:
1. Dosa
besar yang diancam dengan hukuman had (hukuman yang diterapkan di dunia
agar jera atau masyarakat menjauhinya), contoh : membunuh, berzina,
tuduhan palsu, mencuri, pengacau di jalan, dan homoseksual.
2. Dosa
besar yang ditandai dengan ungkapan "fahisyah ", seperti zina.
3. Dosa
besar karena pelaku dosa diancam dengan laknat (mnyiksa dan mencaci), contohnya
adalah dosa syirik.
4. Dosa
besar ditandai dengan ungkapan "kemaksiatan menghabiskan kebaikan",
contohnya adalah sifat dengki (hasad).
5. Dosa
besar ditandai dengan ancaman wayl (kehancuran yang besar), contohnya adalah
perbuatan dusta/penipuan dalam segala aspek kehidupan.
6. Dosa
besar ditandai dengan ungkapan "Allah tidak menyenangi pelaku dosa",
contohnya adalah perbuatan homoseksual dan sodomi, orang tua
yang berzina, raja pendusta,
dan orang miskin yang sombong.
7. Dan
dosa besar ditandai dengan ungkapan "tidak perlu ditanyakan resiko yang
akan diterima pelaku dosa"
Dari banyak kategori itu, menjadi tanda bagi kita untuk
memahami dosa besar dalam segala aspek kehidupan kita.
Niscaya, begitu bertebaran
pelanggaran yang kita temukan,
ternyata termasuk dalam kategori dosa besar. Wallahu ‘alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar